Jakarta, CNN Indonesia —
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) blak-blakan soal tren harga saham perusahaan yang melemah atau turun.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Heri Supriadi mengatakan hal salah satunya tak lepas dari bisnis seluler yang pertumbuhannya belum optimal dan kalah saing dari kompetitor.
“Ada beberapa concern yang kami lihat. Salah satunya, pertumbuhan bisnis seluler kami, di mana kami lebih rendah dibanding industri,” katanya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (3/5).
Maklum, pendapatan Telkom dari SMS, Fixed and Cellular Voice turun 30,3 persen secara tahunan menjadi Rp12,5 triliun pada 2023.
Kendati demikian, Heri mengatakan pihaknya tak akan tinggal diam. Telkom, kata dia, meningkatkan produktivitas pelanggan di sektor seluler.
Pihaknya bakal melakukan data analitik, memberi pengalaman, dan solusi lebih. Dengan begitu, pelanggan lebih produktif dan loyal.
Berikutnya, Telkom juga akan melakukan peningkatan produktivitas dengan menyasar segmen pelanggan anak muda.
“Kami juga butuh pertumbuhan lebih besar di segmen IndiHome,” imbuh Heri.
Tak hanya itu, Heri juga mengatakan pihaknya bakal melakukan efisiensi pada biaya operasional, personal, hingga maintenance. Hal dilakukan agar performa bisnis emiten telekomunikasi itu bisa kiat baik.
Saham TLKM mengalami tren melemah setahun belakangan. Mengutip RTI Infokom, harga saham emiten ini masih berada di level 4.000 pada April tahun lalu.
Namun, angka itu melemah ke posisi 3.120 pada Jumat (3/5) ini.
(mrh/agt)