Jakarta, CNN Indonesia —
Indonesia menandatangani Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) Ketapang dan WK Bobara dengan total nilai US$96,92 juta atau Rp1,56 triliun (asumsi kurs Rp16.130 per dolar AS) pada gelaran Indonesia Petroleum Association Conference and Exhibition (IPA Convex), Selasa (14/5).
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Sekretaris Jenderal Dadan Kusdiana.
“Kontrak Bagi Hasil WK Bobara merupakan WK eksplorasi dengan jangka waktu 30 tahun, sedangkan untuk WK Ketapang jangka waktu kontraknya adalah 20 tahun mengingat WK tersebut merupakan WK produksi,” ujar Dadan dalam keterangannya.
Adapun total investasi komitmen pasti dari penandatangan WK ini senilai US$96,92 juta, dengan total bonus tanda tangan untuk kedua WK tersebut sebesar US$1,05 juta.
Dengan penandatangan kontrak kerja sama tersebut, pemerintah berharap para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat menjaga keberlanjutan produksi maupun komitmen eksplorasinya.
“Pemerintah berharap para KKKS dapat lebih berperan aktif dalam meningkatkan cadangan dan mempertahankan produksi minyak dan gas bumi serta memenuhi kebutuhan energi nasional di masa datang,” pungkas Dadan.
Rincian kontrak kerja sama tersebut adalah:
1. WK Bobara dengan komitmen pasti senilai US$16,92 juta dan bonus tanda tangan US$50 ribu, bersama Petronas E&P Bobara Sdn Bhd.
2. Kontrak bagi hasil WK Ketapang dengan komitmen pasti US$80 juta dan bonus tanda tangan US$1 juta, bersama PC Ketapang II Ltd, Petronas Carigali Ketapang Ltd, PT Saka Ketapang Perdana, PT Petrogas Jatim Sampang Energi.
(ldy/pta)