Jakarta, CNN Indonesia —
Otorita IKN (OIKN) membongkar kendala penyediaan air Nusantara di saat Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ogah pindah ke ibu kota anyar itu jika belum ada air bersih.
Kepala OIKN Bambang Susantono menegaskan air memang penting untuk sumber kehidupan dan kesejahteraan. Namun, ia menyebut perlu kerja sama internasional untuk memastikan akses terhadap air bersih dan aman untuk semua orang.
Ia menyebut OIKN sudah menggeber sejumlah inisiatif penyediaan air di ibu kota baru Indonesia itu. Salah satu yang dikebut adalah pemberdayaan embung-embung atau cekungan retensi alami, di mana selama ini menjadi sumber air bersih bagi warga lokal.
“Dalam banyak kasus, embung-embung ini terletak di daerah yang digunakan bersama oleh berbagai desa dan komunitas,” ungkap Bambang dalam Bandung Spirit Water Summit di Bali, Selasa (21/5).
“Sebagai bagian dari Integrated Water Resources Management (IWRM) di Nusantara, pemerintah terus melibatkan berbagai kelompok dan komunitas dalam dialog dan konsultasi terkait pengelolaan embung-embung ini,” sambungnya.
Bambang mengklaim pihaknya juga sudah berbicara dengan pemangku kepentingan internasional untuk menerapkan teknologi serta pengetahuan termutakhir dalam pengelolaan air.
Sponge city menjadi salah satu yang dipilih OIKN. Ia menyebut ini adalah langkah berbasis solusi alamiah untuk meningkatkan pasokan air bersih berkualitas tinggi dan memastikan keamanan air di IKN Nusantara.
“Sebagai bagian dari pengembangan kota pintar Nusantara, kami juga menerapkan teknologi seperti early warning system untuk mengurangi korban jiwa dan meningkatkan ketahanan kota terhadap banjir,” jelasnya.
“Tantangan dalam mengelola sumber daya air sangat besar, tetapi bukan tidak mungkin diatasi. Dengan merangkul prinsip-prinsip Semangat Bandung, kita dapat memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap air bersih dan aman,” tambah Bambang.
Di lain sisi, Bambang mengklaim penyediaan air bersih di IKN juga bersinergi dengan masyarakat setempat. Ia mengatakan OIKN bersama suku-suku lokal di Kalimantan, seperti Balik, Paser, dan Dayak bergerak beriringan untuk melindungi sumber daya yang ada, termasuk air.
Masalah air bersih di IKN Nusantara sempat disinggung Menteri PUPR Basuki. Ia menegaskan belum mau pindah ke sana jika tak tersedia air bersih.
“Kalau listrik bisa pakai genset, walaupun sekarang sudah ada PLN. Tapi kalau air, mau mandi pakai apa? Masa pakai air botolan, kan enggak,” kata Basuki.
Oleh karena itu, Basuki menargetkan akses air bersih tersedia di IKN pada akhir Juni 2024. Ia menyebut teknologi yang dipakai untuk penyediaan air di IKN bukan cuma menghasilkan air bersih, bahkan aman dan siap minum.
Ia menegaskan air bersih itu akan dialirkan ke hotel, kantor-kantor, hingga rumah yang ada di IKN Nusantara.
(skt/pta)