Jakarta, CNN Indonesia

PT Pertamina Patra Niaga memproyeksi konsumsi Pertalite mencapai 32,1 juta kilo liter (KL) hingga 32,2 juta KL pada tahun depan. Jumlah tersebut naik dibanding proyeksi konsumsi tahun ini sebesar 31,60 juta KL.

Proyeksi tersebut katanya berdasarkan estimasi pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen.

“Kedua estimasi pertumbuhan kendaraan bermotor di angka 4 sampai 5 persen, di mana pertumbuhan ini sudah memperhitungkan EV (kendaraan listrik) di 2024 dan 2025. Lalu diasumsikan tidak terdapat atau belum dilakukannya konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia timur,” ungkap Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (28/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) yang disubsidi pemerintah sehingga kuota dan distribusinya diatur pemerintah.

Sementara itu, konsumsi solar diproyeksi mencapai 18,6 juta KL – 18,7 juta KL dan kerosene atau minyak tanah sebanyak 525 ribu KL sampai 527 ribu KL.

Dalam kesempatan itu, Riva juga meminta DPR untuk mengkaji ulang besaran subsidi solar. Pasalnya, saat ini subsidi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp1.000 per liter.

Menurutnya, angka tersebut sudah tidak lagi relevan karena kompensasi yang ditanggung Pertamina mencapai Rp5.000 per liter.

“Terkait dengan JBT (Jenis Bahan Bakar Tertentu) Solar, kami juga ingin menyampaikan dan permohonan dukungan untuk melakukan peninjauan terhadap angka subsidi, di mana angka subsidi yang ada dalam formula besarannya adalah Rp1.000, dan mohon kiranya bisa mendapat dukungan untuk dapat melakukan perhitungan ulang karena angka kompensasinya sendiri sudah mencapai Rp5.000 per liternya,” kata Riva.

[Gambas:Video CNN]

 

(fby/pta)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *