Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2024 sebesar 2,84 persen secara tahunan (yoy) dan deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (mtm). Penyumbang utama inflasi bulan lalu adalah harga beras yang mahal.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara tahunan dari 103,43 menjadi 106,37. Sedangkan IHK secara bulanan (month to month/mtm) turun dari 106,40 menjadi 106,37.
“Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu 6,18 persen dan memberikan andil 1,75 persen terhadap inflasi umum,”ujar Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/3).
Komoditas penyumbang inflasi tahunan pada Mei 2024 antara lain beras, cabai merah, bawang merah, sigaret kretek mesin (SKM), dan daging ayam ras. Sedangkan andil inflasi dari komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau datang dari emas perhiasan, angkutan udara, dan nasi dengan lauk.
Sementara itu, kelompok penyumbang deflasi terbesar secara bulanan (mtm) adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi 0,29 persen dan andil 0,08 persen.
Ia merinci di tingkat komoditas, penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah beras dengan andil 0,15 persen, daging ayam ras dan ikan segar 0,03 persen, serta tomat dan cabai rawit dengan andil masing-masing 0,02 persen.
Amalia mengatakan ada 24 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi secara bulanan, sedangkan 14 provinsi lainnya deflasi. Inflasi tertinggi secara bulanan terjadi di Papua Selatan 2 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Banten sebesar 0,52 persen.
“Secara tahunan, seluruh provinsi (di Indonesia) mengalami inflasi. Inflasi tertinggi (secara yoy) terjadi di Papua Tengah sebesar 5,39 persen, sedangkan terendah terjadi di Bangka Belitung dengan inflasi 1,25 persen,” rinci Habibullah.
Sedangkan inflasi tertinggi di Pulau Jawa terjadi di Banten yang mencapai 2,86 persen dan terendah di DKI Jakarta 2,08 persen. Lalu, inflasi tahunan di Bali-Nusa Tenggara tertinggi ada di Bali sebesar 3,54 persen dan terendah di Nusa Tenggara Timur (NTT) 2,41 persen.
Kemudian, inflasi tertinggi di Sulawesi ada di Gorontalo sebesar 4,91 persen. Sedangkan inflasi tertinggi di Sumatra terjadi di Riau yang menyentuh 4,41 persen dan di Kalimantan menimpa Kalimantan Timur sebesar 3,29 persen.
(fby/pta)